Bambu

Mistik dan Simbolisasi Bambu

 

Bambu atau buluh,  yang dalam bahasa daerah mempunyai banyak sebutan seperti aur, eru, pring dan banyak lagi.

Pring adalah sebutan bambu dalam bahasa Jawa. Konon kata pring merupakan singkatan dari kata pokok roso olah eling (mengolah rasa hati agar selalu ingat kepada Tuhan) atau singkatan dari ”peringatan”. Peringatan disini mempunyai makna filosofis bahwa tanaman bambu jangan dianggap remeh. Kenyataannya memang bambu mempunyai multi fungsi. Tidak ada tumbuhan lain di dunia ini selain bambu yang fungsinya begitu banyak bagi manusia.

Deling(bhs. Jawa) adalah sebutan lain dari pring yang berasal dari singkatan kandhel elinge yang diterjemahkan secara spiritual sebagai ”tebal imannya kepada Tuhan”. 

Dalam ajaran Sastra Jendra Hayuningrat (Islam Kejawen), filosofi keTuhanan menggunakan bambu sebagai metafora dari Rahsa Sejati yang ”kosong”, disebutkan dalam salah satu syair tembang Dhandang Gulo Isine wuluh wung-wung  (Isinya bambu kosong melompong).

 

Bagi suku Jawa, bambu selain mempunyai nilai kegunaan yang banyak, juga terdapat bambu tertentu yang karena bentuknya atau pertumbuhannya yang abnormal, dilihat dari sisi supranatural menjadi benda yang dianggap mengandung unsur mistik yang kuat, bertuah  dan dapat dimanfaatkan lebih dibanding bambu biasa.

Bambu-bambu yang bentuk atau pertumbuhannya abnormal tersebut disebut Bambu Unik.  Berdasarkan unsur mistik yang terkandung pada bambu unik juga sekaligus terkandung energi positif yang mempunyai pengaruh terhadap lingkungannya. Hampir seluruh bambu unik mengandung unsur energi positif, oleh sebab itu dapat saja dianggap mempunyai kegunaan dan pengaruh positif dan unik.

 

Dalam filosofi Jawa bambu-bambu unik digunakan sebagai metafora dari tipologi seseorang, bahkan juga dianggap mempunyai khasiat tertentu.

·        Bambu Patil Lele,  karena terdapat dua ranting yang tumbuh saling bersebelahan dalam satu ruas disimbolkan sebagai tipe orang yang pandai berbicara serta lawan bicara menjadi mudah mengerti, dan juga dianggap mempunyai khasiat dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasin yang baik.

·  Bambu Pethuk, yaitu bambu yang ranting-rantingnya tumbuh pada satu  buku-buku. Bambu ini di jawa disebutpring temu ros  yang berarti bambu yang dapat meningkatkan ros  (roso) atau  tenggang rasa.  Bambu ini juga disimbolkan sebagai tipe orang yang mudah bergaul dan menjalin hubungan dengan orang lain dalam segala urusan atau bisnis.

·     Bambu Ranting Tembus Tengah (Jw : Pring Pethel nJebus Tengah), yaitu bambu yang salah satu atau lebih rantingnya tumbuh bukan dari ruas namun langsung dari batang (buku-buku),  yang mempunyai khasiat dapat meningkatkan spiritual.

·     Bambu Cabang (Jw : Pring Sampit), yaitu bambu yang batang atau rantingnya tumbuh bercabang, dianggap  mempunyai kemampuan mempersatukan orang-orang yang berselisih atau menyatukan pendapat yang berbeda.

 

Keunikan dan mistik bambu selain berasal dari batang dan bagian-bagiannya, juga terdapat benda lain yang cukup unik dan langka yang berasal dari bambu yaitu Mustika Bambu. Mustika ini umumnya ditemukan di bagian batang bambu.  Beberapa bentuk dan jenis mustika bambu, seperti pada foto di bawah ini.

mustikabambu1 

Bentuk mustika ini seperti telur, beberapa berbentuk agak bulat (gambar kanan) dengan ukuran relatif besar, diameternya sekitar 5cm-7cm dengan panjang bisa mencapai 6-11cm.

Mustika ini sangat keras dengan tekstur yang unik, sangat alami, segar seakan-akan hidup. Mustika bambu seperti di atas ditemukan di bagian dalampangkal pokok tanaman, memenuhi rongga bambu yang padat. Energi mustika ini sangat besar, ditengarai mempunyai khasiat tidak kalah dengan bambu pethuk maupun bambu unik lainnya.Selain bentuk unik mustika bambu di atas, ternyata didalam batang bambu juga dapat ditemukan mustika yang teksturnya juga alami, sebagaimana foto di bawah.

 mustika1Na


Mustika ini ditemukan didalam batang Bambu Tunggul Payung. Berukuran sekitar garis tengah 3,5cm, dengan tekstur yang benar-benar alami : tidak rata, kasar dan berlubang-lubang. Beberapa mustika bambu yang ditemukan juga ada yang kristal, seperti foto sebelah kanan.

 

Selain jenis-jenis mustika yang ditemukan di dalam rongga batang bambu, didalam tanah dimana gerombolan bambu tumbuh kadang terdapat mustika yang bentuknya juga mirip batu koral. Dapat dipastikan bahwa pada gerombolan bambu dimana terdapat mustika yang terpendam akan bermunculan bambu-bambu unik yang tumbuh. Bahkan apabila mustika yang terdapat di bawah gerombolan bambu tersebut diambil, bisa terjadi bambu-bambu yang hidup diatasnya juga akan mati.

 

Masih berhubungan dengan bambu, banyak orang mengenal benda yang juga berasal dari bambu yang ditengarai mempunyai khasiat yang sangat besar untuk menarik, memikat lawan jenis (Jw : pelet) yang sangat ampuh dan mengandung unsur mistis yang kuat yaitu yang disebut buluh perindu.

 

Ada tiga versi yang diduga sebagai buluh perindu, namun salah satunya sebetulnya bukan termasuk buluh perindu yaitu “akar bangun” yang berasal dari hutan Kalimantan.  Sebutan lain dari akar bangun adalah “bulu perindu”, yaitu benda kecil-kecil semacam bulu dengan panjang sekitar 4-5cm, berwarna gelap dengan bentuk yang tidak lurus.

Bulu perindu sering ditemukan bergerombol dan melekat pada pokok sebuah tanaman tertentu. Orang seringkali memainkan benda ini agar dapat bergerak-gerak seakan-akan hidup dengan cara dibasahi dengan air dan ditaruh di atas kertas bersih. Contoh bulu perindu (Dayak : akar bangun) seperti pada gambar paling kanan di bawah ini.

 buluh

Sedangkan dua versi yang lain diduga merupakan benda-benda seperti kriteria yang dimaksudkan sebagai “buluh perindu”, yang benar-benar berasal dari bambu.

Gambar sebelah kiri adalah “buluh perindu” yang merupakan sulur-sulur yang tumbuh di dalam batang bambu, menghubungkan antara ruas yang satu dengan ruas yang lain dalam satu buku-buku. Sulur-sulur ini dapat tumbuh banyak sekali.

Bentuk sulur-sulur hampir menyerupai lidi dengan ukuran sekitar kurang dari 1-2mm, dan dengan panjang tergantung dari panjang buku-bukunya.

Gambar tengah adalah “buluh perindu” yang tumbuh disangkar burung elang. Konon, untuk menarik burung elang indukan lain agar tertarik dan memberi makan pada anakan burung, maka si induk asli meletakkan “buluh perindu” pada sangkar yang dibuatnya, dengan tujuan untuk pemikat burung lain. Untuk mendapatkan buluh-perindu yang demikian, indukan burung elang dengan instinknya yang kuat mencari dan menemukan buluh perindu di alam bebas. Kadangkala “buluh perindu” yang ditemukan orang pada sangkar burung elang dapat berupa potongan kecil sebesar lidi yang berasal dari buluh perindu lidi, juga bisa berbentuk seperti rumput.

Konon, untuk mengetes keaslian buluh perindu adalah dengan cara dilepas di sungai yang mengalir.   Apabila benda tersebut melawan arus sungai berarti benda tersebut asli sebagai buluh perindu.

Pada dasarnya buluh perindu yang alami yaitu yang diambil dari sarang burung elang dapat langsung digunakan orang untuk pemikat/pelet, sedangkan yang berasal dari batang bambu (Gambar paling kiri) harus melalui proses ritual terlebih dahulu antara lain dicampur dengan minyak kelapa hijau asli dengan menggunakan mantra tertentu, dan sebagainya.

 

Tinggalkan komentar